bontangpost.co.id – BPJS Kesehatan mencairkan dana sebesar Rp1,087 triliun untuk pembiayaan layanan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sepanjang 2024. Jumlah ini disalurkan kepada lebih dari 3.200 rumah sakit dan fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia.
Sebagian besar dana tersebut terserap untuk menangani penyakit katastropik—jenis penyakit berat dengan biaya pengobatan tinggi dan pengelolaan jangka panjang. Di antaranya penyakit jantung, kanker, stroke, dan gagal ginjal. Keempat penyakit ini menyumbang hampir 80% dari total pembiayaan penyakit katastropik dalam sistem JKN.
Transisi:
Peningkatan jumlah peserta aktif JKN turut mendorong lonjakan kebutuhan layanan kesehatan, terutama untuk penyakit berat. Dengan lebih dari 270 juta peserta aktif, tekanan terhadap pembiayaan layanan kesehatan semakin besar.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, menyatakan bahwa penggunaan dana ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam menjamin akses layanan kesehatan yang adil dan merata bagi masyarakat. Ia menekankan pentingnya strategi promotif dan preventif agar beban penyakit katastropik bisa dikurangi ke depan.
Upaya edukasi dan skrining dini terus digencarkan untuk mengendalikan angka kasus. BPJS Kesehatan juga bekerja sama dengan fasilitas kesehatan untuk memperkuat sistem rujukan dan pengelolaan penyakit kronis secara berkesinambungan.
Meski beban pembiayaan meningkat, BPJS Kesehatan mengklaim kondisi keuangan tetap stabil. Peningkatan efisiensi layanan serta optimalisasi iuran peserta menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan program JKN.
Ke depan, BPJS Kesehatan akan terus memperkuat layanan primer sebagai garda terdepan deteksi dan pencegahan penyakit. Langkah ini diharapkan dapat menekan pembiayaan kuratif yang mahal dan menjaga kualitas layanan bagi seluruh peserta.
Comment