bontangpost.co.id – Bank Central Asia (BCA) adalah salah satu bank swasta terbesar di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan menarik, terutama saat terjadi krisis moneter pada akhir 1990-an.
Didirikan pada tahun 1957, BCA awalnya beroperasi sebagai bank swasta milik keluarga Salim. Selama dekade berikutnya, BCA tumbuh pesat menjadi salah satu bank terkemuka di Indonesia. Namun, krisis ekonomi Asia tahun 1997-1998 menjadi titik balik besar bagi BCA.
Kala itu, kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan merosot tajam. Banyak nasabah menarik dana secara besar-besaran. Untuk menyelamatkan BCA dari potensi kebangkrutan, pemerintah Indonesia melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) mengambil alih saham mayoritas BCA. Ini menandai peralihan sementara status BCA dari bank swasta menjadi entitas yang dikendalikan oleh pemerintah.
Setelah kondisi membaik, pemerintah kemudian melepas kepemilikannya secara bertahap. Pada awal 2000-an, saham BCA dijual kepada PT Dwimuria Investama Andalan, perusahaan yang dimiliki oleh keluarga Hartono, pemilik Djarum Group. Sejak saat itu, BCA kembali menjadi bank swasta dan terus berkembang hingga kini, dikenal luas karena stabilitas dan layanan digitalnya yang unggul.
BCA kini menjadi salah satu bank paling bernilai di Indonesia, membuktikan kemampuannya untuk bangkit dari krisis dan menjadi pemimpin industri keuangan nasional.
Comment