Peran Riset dalam Sistem Kesehatan: Pandangan Prof. Sulistyawati

Peran Riset dalam Sistem Kesehatan: Pandangan Prof. Sulistyawati

bontangpost.co.id – Dalam menghadapi tantangan global di sektor kesehatan, riset menjadi salah satu pilar terpenting dalam memperkuat sistem kesehatan nasional. Prof. Sulistyawati, seorang akademisi dan pakar kesehatan masyarakat, menekankan pentingnya peran riset dalam menciptakan sistem kesehatan yang responsif, efisien, dan berkelanjutan di Indonesia.

Menurut Prof. Sulistyawati, riset bukan hanya sekadar aktivitas akademik, melainkan landasan kebijakan yang strategis. Data dan bukti ilmiah yang dihasilkan dari penelitian sangat penting untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis fakta, terutama dalam merancang program kesehatan yang tepat sasaran. Dalam sebuah forum kesehatan nasional baru-baru ini, ia menyoroti bagaimana riset dapat menjadi solusi atas ketimpangan akses layanan kesehatan di berbagai daerah, terutama wilayah terpencil dan tertinggal.

Transformasi Sistem Kesehatan Lewat Riset

Prof. Sulistyawati menekankan bahwa transformasi sistem kesehatan harus dimulai dari penguatan riset yang terintegrasi dengan kebijakan publik. Ia menjelaskan bahwa melalui penelitian, kita dapat mengidentifikasi tantangan yang dihadapi masyarakat secara spesifik, seperti penyakit menular, penyakit tidak menular, hingga isu kesehatan mental yang kini semakin meningkat.

“Riset memberi kita arah yang jelas. Tanpa data yang akurat, kita berjalan dalam kegelapan,” ungkap Prof. Sulistyawati. Ia juga menambahkan bahwa kolaborasi antara lembaga pemerintah, universitas, dan sektor swasta sangat penting agar hasil penelitian tidak hanya tersimpan di perpustakaan, tetapi benar-benar dimanfaatkan oleh para pengambil kebijakan.

Penguatan Sumber Daya dan Infrastruktur Penelitian

Selain pentingnya riset, Prof. Sulistyawati juga menggarisbawahi perlunya penguatan sumber daya manusia dan infrastruktur penelitian. Banyak daerah di Indonesia yang belum memiliki fasilitas laboratorium dan akses ke teknologi yang memadai untuk menjalankan riset kesehatan. Oleh karena itu, investasi di bidang ini perlu ditingkatkan.

Ia juga menyoroti perlunya pelatihan intensif bagi para peneliti muda. “Kita membutuhkan generasi baru yang mampu melakukan riset dengan pendekatan lintas disiplin dan berorientasi solusi,” kata Prof. Sulistyawati.

Riset dan Respons Krisis Kesehatan

Pandemi COVID-19 menjadi contoh nyata betapa pentingnya riset dalam merespons krisis kesehatan secara cepat dan tepat. Prof. Sulistyawati mengungkapkan bahwa selama pandemi, riset berperan vital dalam menganalisis penyebaran virus, efektivitas vaksin, hingga strategi penanganan berbasis komunitas.

Ke depan, ia mendorong agar riset tidak hanya fokus pada respons terhadap krisis, tetapi juga pada pencegahan dan mitigasi risiko. “Sistem kesehatan yang tangguh adalah sistem yang siap menghadapi tantangan, bukan hanya bereaksi setelah krisis terjadi,” tegasnya.

Rekomendasi Strategis dari Prof. Sulistyawati

Untuk memperkuat peran riset dalam sistem kesehatan nasional, Prof. Sulistyawati memberikan beberapa rekomendasi strategis, antara lain:

  1. Meningkatkan alokasi anggaran untuk riset kesehatan.
  2. Membangun ekosistem riset yang kolaboratif antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat.
  3. Mendorong transparansi dan diseminasi hasil riset kepada publik.
  4. Membuat kebijakan berbasis bukti yang berasal dari hasil riset terkini.
  5. Memperluas akses riset di daerah tertinggal dan terpencil.

Penutup

Peran riset dalam sistem kesehatan tidak dapat dipandang sebelah mata. Seperti yang disampaikan Prof. Sulistyawati, riset adalah fondasi utama untuk menciptakan sistem kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan memperkuat penelitian dan integrasinya dalam kebijakan, Indonesia dapat mewujudkan visi sistem kesehatan yang tangguh dan merata untuk seluruh rakyat.

Comment