bontangpost.co.id – Di tengah aksi demo “off bid” yang digelar oleh sejumlah driver ojek online (ojol) di berbagai daerah, sebagian ojol di Rangkasbitung memilih tetap bekerja. Mereka lebih memilih mencari penumpang seperti biasa demi memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
Aksi “off bid” merupakan bentuk protes terhadap kebijakan tarif dan sistem aplikasi yang dianggap merugikan driver. Namun, bagi sebagian ojol di Rangkasbitung, berhenti bekerja bukan pilihan mudah.
Transisi:
Meski memahami alasan aksi tersebut, banyak driver menilai bahwa kebutuhan ekonomi lebih mendesak. Mereka harus tetap menghidupi keluarga, membayar cicilan kendaraan, hingga mencukupi kebutuhan harian.
“Saya juga ingin ikut aksi, tapi anak istri tetap butuh makan. Kalau saya off bid, siapa yang kasih makan?” ungkap Arif, salah satu driver ojol di Rangkasbitung.
Arif menambahkan bahwa pendapatannya memang turun, namun ia memilih bertahan sambil menunggu solusi yang lebih baik dari pihak aplikator. Ia berharap ke depan ada perbaikan sistem yang lebih adil tanpa harus mengorbankan penghasilan harian.
Transisi:
Fenomena ini menunjukkan dilema yang dihadapi para pekerja sektor informal: antara solidaritas terhadap rekan seprofesi dan kebutuhan hidup yang tak bisa ditunda.
Di tengah polemik ini, banyak pihak berharap ada mediasi antara pihak driver dan perusahaan aplikator. Solusi jangka panjang menjadi kunci agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Meski tak ikut demo, para driver di Rangkasbitung tetap berharap suaranya terdengar. Mereka hanya ingin bisa bekerja dengan layak, tanpa harus memilih antara idealisme dan perut yang harus diisi.
Comment