Sebuah Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau yang bisa di singkat menjadi LPEI Indonesia Eximbank ini selalu senantiasa berupaya untuk bisa memajukan serta mendorong terciptanya sebuah iklim usaha untuk peningkatan ekspor nasional yang kondusif. LPEI saat ini sedang berupaya agar bisa memajukan pengembangan sebuah usaha mikro, koperasi, menengah dan juga usaha kecil demi bisa mendapatkan sebuah produk yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi serta berorientasi ekspor.
Lewat berbagai penyelenggaraan program dan yang salah satunya adalah program yang di namakan Coaching Proram for New Exporters atau CPNE. Upaya sendiri dimaksudkan pada sebuah gilirannya yang diharapkan bisa untuk mendukung percepatan dari peningkatan ekspor nasional, serta bisa membantu untuk meningkatkan kemampuan dari produksi nasional yang saat ini memiliki daya saing yang sangat tinggi serta juga mempunyai keunggulan untuk mengekspor.
Maqin U.Norhadi salah satu Direktur Pelaksana II Indonesia Eximbank ini mengatakan bahwa ‘Program CPNE ini bisa diikuti oleh para pelaku dari usaha menengah dan usaha kecil atau UKM. Untuk bisa meningkatkan sebuah kapasitasnya agar nantinya bisa masuk ke dunia ekspor, mereka juga nantinya akan diberikan pembekalan serta pelatihan tentang standar dan juga kualitas dari suatu produk ekspor, klasifikasi harmonized system atau HS Code, sertifikat, dan masih banyak lagi.
Maqin juga menambahkan bahwasanya CPNE itu merupakan salah satu program dari LPEI dalam suatu bentuk pendampingan dan juga pelatihan yang berorientasi pada ekspor ini sudah diperuntukkan bagi semua para anggota koperasi dan juga para pelaku usaha. Selama satu tahun penuh program pelatihan serta program pendampingan ini dilakukan tanpa adanya pemungutan biaya.
Indonesia Eximbank atau LPEI juga sudah menerapkan beberapa strategi guna untuk bisa membantu para pelaku dari UKM untuk bisa naik kelas, dan salah satunya adalah dengan mereka mengedepankan sebuah program untuk pengembangkan masyarakat yang berbasis komoditas. Program ini sendiri sudah dirancang sebagai salah satu solusi untuk para pelaku usaha dan juga dilaksanakan seperti Desa Devisa yaitu secara terintegrasi.
Dan yang merupakan salah satu dari program pengembangan masyarakat yang saat ini berbasis komoditas guna bisa menghasilkan devisa, dan juga marketing handholding di mana hal ini juga merupakan salah satu program yang akan memasarkan berbagai produk yang sudah dihasilkan dari para UKM secara digital dan juga melalui marketplace global.
‘Pada akhir bulan November tahun 2021 lalu, dari hasil data kita sudah memberikan sebuah pelatihan kepada para pelaku UKM kurang lebih sekitar 2.706 yang tersebar di 15 kota. Selain itu juga terdapat 75 pelaku usaha, di mana mereka ini merupakan lulusan dari CPNE yang sudah berhasil untuk melakukan ekspor perdananya. Serta di Desa Devisa sudah ada 6 program yang sudah melibatkan kurang lebih sekitar 6 desa dengan totalnya yaitu 2.894 pengrajin/petani.’
Pencapaian tersebut juga tidak terlepas dari kolaborasi dan juga sinergi antar para lembaga dan juga dukungan dari para pemerintah pusat atau pun para pemerintah daerah, guna bisa meningkatkan potensi dari kawasan serta bisa mendorong para pelaku usahanya. Sekitar tanggal 6 bulan November tahun 2021 lalu, sudah diluncurkan Desa Devisa Garam Kuramba yang juga merupakan salah satu kolaborasi dan juga sinergi antara Kementerian Keuangan dengan Direktorat Jendral Kekayaan Negara atau DJKN.
Comment