5 Kriteria Dokter Gigi Terbaik untuk Menangani Gigi Sensitif

Kesehatan448 views

Gigi sensitif itu ada tingkatannya masing-masing. Sebagian yang hanya sekadar sensitif, misal saat kena air dingin, biasanya tak terlalu memerlukan bantuan dari dokter gigi. Tapi, kalau sensitivitas giginya diikuti dengan keluar darah, rasa ngilu tak tertahankan, sampai mengganggu aktivitas seharian, pasti butuh sekali, kan? Inilah kriteria dokter gigi terbaik.

  1. Reputasinya Bagus di Mata Keluarga, Kerabat, dan Teman

Untuk menggunakan jasa servis dari dokter gigi, sebaiknya jangan main-main. Abaikan promo, iklan, atau selebaran tentang seseorang yang bekerja sebagai dokter gigi. Pastikan kerabat, teman, dan keluarga Anda kenal dulu. Sebab, kemungkinan salah informasi dari keluarga, teman, serta kerabat sangatlah kecil.

Lebih bagus lagi jika di antara mereka sudah ada yang pernah menggunakan jasanya. Hasilnya jadi lebih presisi. Reputasi ini sangatlah penting karena menyangkut integritasnya sebagai dokter. Biasanya penilaiannya meliputi sebaik apa servisnya, keterjangkauan biaya, jarak-tempuh, customer relationship-nya bagus, dan sebagainya.

  1. Harga atau Tarifnya Sangat Terjangkau

Banyak artis yang menggembar-gemborkan biaya perawatan tubuh, kuku, serta gigi yang mencapai ratusan juta Rupiah. Bagi orang biasa yang berkantong cekak, tentu tidak sanggup mengikuti kebiasaan hidup mereka. Kita dan mereka hidup di alam yang berbeda. Faktanya, tarif untuk mengatasi gigi sensitif tidak sampai mencapai ratusan juta Rupiah.

Bahkan ada yang di bawah 50 ribu Rupiah. Misalnya ketika datang ke dokter gigi hanya untuk konsultasi saja. Faktor biaya tergantung dari sekompleks apa pelayanannya, sudah terkenalkah, seberapa banyak peminatnya, dan sebagainya. Pertimbangkan soal tarif baik-baik karena kalau salah jalan bisa benar-benar menguras kantong pribadi Anda.

  1. Lingkungan Tempat Praktik Bersih dan Terjaga

Sia-sia saja jika ada dokter gigi yang cantik, tapi tempat praktiknya kumuh. Sampah berceceran di sana-sini, ada tumpahan makanan anak kecil, dinding-dindingnya banyak kotoran, dan sebagainya. Antara kesehatan dengan kebersihan lingkungan itu memiliki kaitan yang erat dan tak terpisahkan. Masa sih Anda mau berobat di klinik gigi seperti itu?

Kalau toh di tempat Anda sangat jarang ada dokter gigi, tak apa menggunakannya. Asalkan pada saat “kepepet”. Soalnya, kadang sensitivitas gigi muncul akibat penumpukan sisa makanan atau bisa juga hasil dari aktivitas bakteri. Jika seorang tempat klinik giginya saja kumuh, apakah bisa menjamin bisa menyelesaikan masalah gigi Anda? Sangat meragukan.

  1. Legalitas Wajib Diprioritaskan

Ini yang kerapkali diabaikan. Adanya legalitas berarti kredibilitas serta integritasnya sudah diakui oleh pemerintah. Toh sekarang tidak terlalu sulit ketika membuat SIP dokter gigi serta STR. Biasanya, izin dari praktik penanganan gigi ada di ruang depan atau tempat untuk menerima tamu. Kadang ada pula di brosur-brosur.

Ketika klinik dokter gigi tersebut sudah legal, maka Anda memiliki stok suara untuk menggugat saat pelayanannya cenderung merugikan. Sebaliknya, tanpa adanya legalitas, kemungkinan uang kembali dan menerima servis terbaik jadi penuh tanda tanya. Pilih mana? Mau yang bikin hati tenang dan merasa terjaga atau yang bikin was-was dari awal hingga akhir?

  1. Memiliki Kecenderungan untuk Fokus pada Customer-Center

Praktik penanganan gigi bermasalah itu masuk ke ranah “layanan”. Jadi, fokus pelayanan seharusnya berpusat pada customer atau kita sebut saja dengan istilah pasien. Cara mendeteksinya dengan menyimak gaya/desain tempat klinik, pelayanan saat berkomunikasi, dan lain sebagainya.

Setiap gigi sensitif yang diiringi dengan gejala penyakit berat selalu diawali dengan gejala ringan. Oleh karena itu, ada baiknya untuk segera konsultasi ke dokter gigi yang memenuhi kriteria di atas sedini mungkin. Tepatnya ketika Anda sudah tidak lagi merasa nyaman dengan diri sendiri dan kerapkali stres gara-gara masalah gigi.