bontangpost.co.id – Tahun 2025 membawa kejutan yang kurang menggembirakan bagi industri kendaraan listrik, khususnya segmen motor listrik. Setelah mencatat pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, data menunjukkan bahwa penjualan motor listrik mengalami penurunan cukup tajam di kuartal pertama 2025. Penurunan ini memunculkan berbagai pertanyaan mengenai faktor-faktor yang menjadi penyebabnya.
Salah satu faktor utama adalah berkurangnya insentif pemerintah. Pada 2023 dan 2024, subsidi pembelian motor listrik cukup besar dan menjadi daya tarik utama bagi konsumen. Namun, mulai awal 2025, kebijakan ini diperketat seiring fokus anggaran yang bergeser ke sektor lain. Akibatnya, harga motor listrik kembali meningkat dan daya beli masyarakat menurun.
Selain itu, keterbatasan infrastruktur pengisian daya di berbagai wilayah juga turut menjadi penghambat. Meskipun teknologi baterai semakin berkembang, kurangnya stasiun pengisian cepat membuat sebagian calon pembeli ragu untuk beralih dari motor berbahan bakar bensin.
Tidak kalah penting adalah meningkatnya pilihan motor berbahan bakar campuran (hybrid) yang dianggap lebih fleksibel dan ekonomis oleh sebagian pengguna.
Beberapa produsen kini tengah mengevaluasi strategi mereka, termasuk dengan menghadirkan model baru dengan harga lebih kompetitif serta memperluas kerja sama pembangunan infrastruktur. Di sisi lain, konsumen masih menunggu kebijakan yang lebih berpihak dari pemerintah untuk kembali mendorong adopsi kendaraan ramah lingkungan ini.
Apakah tren ini akan berlanjut atau hanya bersifat sementara? Jawabannya bergantung pada respons semua pihak terkait, dari produsen hingga regulator.
Comment