bontangpost.co.id – Microsoft dikabarkan telah membatasi akses karyawannya terhadap DeepSeek, sebuah platform kecerdasan buatan (AI) buatan China. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk menjaga keamanan data dan menghindari risiko kebocoran informasi sensitif di tengah meningkatnya persaingan teknologi global dan kekhawatiran terhadap penggunaan AI generatif.
DeepSeek dikenal sebagai salah satu model bahasa besar (LLM) yang dikembangkan oleh startup China dan dianggap sebagai kompetitor dalam teknologi AI generatif, serupa dengan ChatGPT dari OpenAI. Dengan kemampuan pemrosesan bahasa alami yang canggih, DeepSeek digunakan oleh sejumlah pengguna global untuk penulisan, analisis kode, dan berbagai aplikasi produktivitas.
Namun, Microsoft menyatakan bahwa pembatasan ini diterapkan demi melindungi aset intelektual dan menjaga kendali atas informasi yang dapat berisiko apabila diakses melalui layanan pihak ketiga, terutama yang berasal dari luar negeri. Kebijakan ini tidak hanya berlaku untuk DeepSeek, tetapi juga beberapa alat AI lain yang tidak termasuk dalam daftar resmi dan aman milik Microsoft.
Langkah ini mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas di kalangan perusahaan teknologi besar, terutama di Amerika Serikat, mengenai potensi kebocoran data melalui platform AI yang belum sepenuhnya diaudit keamanannya. Microsoft sendiri memiliki produk-produk AI internal, termasuk layanan berbasis Copilot dan integrasi dengan OpenAI, yang dinilai lebih aman dan terkontrol.
Comment