bontangpost.co.id – Harga emas kembali menjadi sorotan di tengah meningkatnya ketegangan antara Ketua Federal Reserve (The Fed) dan mantan Presiden AS, Donald Trump. Pasar global mencermati dinamika politik dan kebijakan moneter Amerika Serikat yang bisa berdampak besar terhadap arah harga emas sebagai aset lindung nilai.
Sinyal dari The Fed yang cenderung mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama telah menahan laju kenaikan emas dalam jangka pendek. Namun, tekanan politik dari kubu Trump yang mengkritik kebijakan moneter ketat, memunculkan ketidakpastian baru. Trump beberapa kali menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendekatan suku bunga tinggi yang menurutnya bisa menghambat pertumbuhan ekonomi.
Ketegangan ini menciptakan ruang spekulasi di pasar. Para investor cenderung mencari aset aman seperti emas saat melihat ketidakpastian dalam kepemimpinan ekonomi AS. Selain itu, potensi terjadinya kebijakan populis atau intervensi terhadap independensi The Fed jika Trump kembali berkuasa juga membuat emas kembali menarik sebagai pelindung nilai jangka panjang.
Di sisi lain, data ekonomi seperti inflasi dan tingkat pengangguran tetap menjadi penentu utama. Jika inflasi melambat dan The Fed melunak, maka emas bisa mendapatkan dorongan tambahan. Namun, jika inflasi tetap tinggi dan suku bunga tak kunjung turun, emas mungkin akan tertahan.
Dengan lanskap politik dan ekonomi yang terus berkembang, harga emas diperkirakan akan tetap fluktuatif. Bagi investor, penting untuk memperhatikan perkembangan terbaru dari The Fed maupun dinamika politik AS guna mengambil keputusan investasi yang tepat.
Comment