bontangpost.co.id – Media sosial kini menjadi panggung besar bagi berbagai fenomena sosial, salah satunya adalah kesenjangan sosial yang semakin terlihat jelas. Konten-konten yang menunjukkan perbedaan mencolok antara kehidupan mewah dan perjuangan hidup sehari-hari banyak bermunculan di platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube. Dalam satu sisi, kita melihat influencer atau selebritas memamerkan kemewahan, sementara di sisi lain, ada kisah-kisah tentang kesulitan hidup yang memantik empati.
Namun, apakah fenomena ini hanya sekadar hiburan atau ada pesan sosial yang lebih dalam? Kesenjangan sosial yang ditampilkan di media sosial seringkali mencerminkan realitas kehidupan yang terjadi di dunia nyata. Di sisi lain, kisah tentang kesulitan hidup sering kali hanya menjadi tontonan yang mengundang simpati sesaat tanpa menghasilkan perubahan.
Meski demikian, fenomena ini juga membuka peluang untuk diskusi tentang ketidaksetaraan sosial. Beberapa pembuat konten menggunakan platform ini untuk mengkritik ketimpangan yang ada dalam masyarakat, serta mengajak orang untuk lebih peduli terhadap kondisi sosial di sekitar mereka. Media sosial bukan hanya tempat untuk berkompetisi dalam hal gaya hidup, tetapi juga bisa menjadi ruang untuk berempati dan mendorong perubahan sosial yang lebih adil.
Fenomena kesenjangan sosial di media sosial menunjukkan betapa pentingnya bagi kita untuk melihat lebih kritis terhadap konten yang kita konsumsi.
Comment