bontangpost.co.id – Harga emas batangan Antam belum menunjukkan pemulihan signifikan di awal bulan Mei 2025. Kondisi ini membuat sebagian besar investor ritel yang membeli emas di harga puncak masih harus menanggung kerugian atau “boncos”.
Dalam beberapa bulan terakhir, harga emas mengalami volatilitas yang cukup tinggi, dipengaruhi oleh berbagai faktor global seperti penguatan dolar AS, kebijakan suku bunga bank sentral, dan ketegangan geopolitik. Namun, alih-alih menjadi safe haven, emas justru menunjukkan kinerja yang melemah.
Berdasarkan data terkini dari Logam Mulia, harga emas batangan Antam per 1 Mei 2025 tercatat di level Rp1.165.000 per gram, turun dari level tertinggi tahun lalu yang sempat menyentuh Rp1.300.000 per gram. Penurunan ini membuat investor yang membeli di harga puncak harus menunggu lebih lama untuk balik modal.
Investor Ritel Merugi
Banyak investor ritel, terutama yang baru terjun ke pasar emas, membeli logam mulia ketika harga sedang tinggi di tengah sentimen positif dan ketakutan akan inflasi. Namun tanpa perencanaan jangka panjang, mereka kini harus menerima kenyataan bahwa nilai investasi mereka menyusut.
Menurut analis pasar dari Trimegah Sekuritas, emas masih berpotensi untuk menguat kembali dalam jangka menengah hingga panjang. Namun, volatilitas jangka pendek tetap tinggi. “Emas seharusnya dilihat sebagai aset lindung nilai jangka panjang, bukan alat untuk untung cepat,” ujar analis tersebut.
Apa yang Bisa Dilakukan Investor?
Membeli emas secara bertahap (dollar cost averaging) juga bisa menjadi strategi untuk menurunkan harga rata-rata pembelian.
Comment