bontangpost.co.id – Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuannya ke level 5,50%. Kebijakan ini langsung berdampak positif terhadap nilai tukar rupiah yang berhasil menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan terbaru, kurs dolar AS tercatat sebesar Rp16.395.
Langkah BI menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin ini bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar serta menekan tekanan inflasi impor. Kebijakan ini juga sejalan dengan upaya bank sentral dalam menjaga daya tarik aset rupiah di tengah ketidakpastian global, termasuk ketegangan geopolitik dan potensi suku bunga tinggi yang berlarut di AS.
Transisi:
Kenaikan BI Rate menjadi sinyal penting bagi pasar bahwa BI siap bertindak agresif dalam menjaga stabilitas makroekonomi. Respons pasar pun positif—investor asing mulai melirik kembali aset berdenominasi rupiah.
Selain itu, penguatan rupiah menunjukkan kepercayaan pelaku pasar terhadap efektivitas kebijakan moneter BI. Walaupun masih berada pada level yang relatif tinggi, penurunan nilai tukar dolar ke bawah Rp16.400 menunjukkan adanya pergeseran sentimen.
Transisi Lanjutan:
Namun demikian, tantangan belum sepenuhnya hilang. Tekanan eksternal seperti arah kebijakan The Fed dan kondisi geopolitik global masih menjadi faktor risiko. Oleh karena itu, BI kemungkinan akan tetap mempertahankan kebijakan moneternya yang ketat untuk beberapa waktu ke depan.
Dengan rupiah yang mulai menunjukkan tanda-tanda penguatan, pelaku usaha dan masyarakat diharapkan mulai merasakan dampak positifnya, terutama dalam stabilisasi harga barang impor. Ke depan, konsistensi kebijakan dan koordinasi antarotoritas tetap menjadi kunci menjaga ketahanan ekonomi nasional.
Langkah BI menunjukkan bahwa stabilitas rupiah tetap menjadi prioritas utama di tengah dinamika ekonomi global yang tidak menentu.
Comment