bontangpost.co.id – Amerika Serikat resmi menghentikan produksi koin 1 sen atau penny, menyusul pernyataan mantan Presiden Donald Trump yang menyebut koin tersebut sebagai bentuk pemborosan anggaran. Langkah ini menandai akhir dari salah satu simbol ikonik dalam sejarah mata uang AS.
Trump, dalam pidatonya pekan lalu, mengkritik biaya produksi penny yang melebihi nilai nominalnya. “Mengapa kita menghabiskan lebih banyak untuk membuat sesuatu yang bernilai lebih sedikit? Ini tidak masuk akal,” katanya. Biaya produksi satu koin penny diketahui mencapai hampir dua kali lipat dari nilainya, yakni lebih dari 2 sen per keping.
Keputusan ini disambut beragam oleh publik. Sebagian mendukung efisiensi anggaran dan menyebut penny sudah tidak relevan di era pembayaran digital. Namun, sebagian lainnya menilai langkah ini menghapus bagian penting dari sejarah dan identitas budaya AS. Koin 1 sen dengan gambar Abraham Lincoln telah beredar sejak 1909 dan menjadi bagian dari keseharian masyarakat Amerika selama lebih dari seabad.
Meski demikian, penghentian pencetakan penny tidak serta-merta membuatnya hilang dari peredaran. Uang koin yang sudah dicetak masih akan berlaku sebagai alat pembayaran sah hingga waktu yang belum ditentukan. Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk tetap menggunakan atau menukarkan penny yang masih dimiliki.
Ke depan, Departemen Keuangan AS akan mengevaluasi kemungkinan penyesuaian harga pada transaksi tunai agar tetap efisien tanpa keberadaan koin 1 sen. Beberapa negara lain seperti Kanada dan Australia telah lebih dulu mengambil langkah serupa dengan hasil positif.
Comment