bontangpost.co.id – Apakah konsumsi daging ayam bisa meningkatkan risiko kanker? Pertanyaan ini sering muncul di tengah masyarakat yang semakin peduli pada kesehatan. Daging ayam dikenal sebagai sumber protein hewani yang lebih “ringan” dibanding daging merah, namun sejumlah penelitian memicu kekhawatiran akan potensi bahayanya jika dikonsumsi berlebihan.
Menurut ahli gizi dan epidemiolog, hingga saat ini belum ada bukti kuat yang menyatakan bahwa konsumsi daging ayam secara langsung menyebabkan kanker. Namun, cara pengolahan dan frekuensi konsumsi berperan besar dalam meningkatkan risiko penyakit, termasuk kanker.
Daging ayam yang dimasak dengan cara dibakar, digoreng dalam suhu tinggi, atau diasap dapat menghasilkan senyawa karsinogenik seperti heterocyclic amines (HCA) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH). Senyawa ini berpotensi merusak DNA dalam sel dan memicu perkembangan kanker, terutama jika dikonsumsi terus-menerus dalam jangka panjang.
Konsumsi berlebihan makanan seperti ini dikaitkan dengan meningkatnya risiko obesitas dan penyakit kronis, termasuk beberapa jenis kanker. Cara memasak yang lebih sehat seperti merebus, mengukus, atau memanggang tanpa arang juga direkomendasikan untuk meminimalkan risiko.
Kesimpulannya, daging ayam tidak otomatis menyebabkan kanker, tetapi faktor cara masak dan pola makan keseluruhan jauh lebih berpengaruh terhadap kesehatan. Bijak memilih dan mengolah makanan tetap menjadi kunci utama.
Comment