bontangpost.co.id – Van belt merupakan salah satu komponen penting pada motor matik yang berfungsi menyalurkan tenaga dari mesin ke roda belakang. Jika van belt aus atau rusak, performa motor bisa menurun dan bahkan membahayakan pengendara.
Salah satu ciri van belt mulai aus adalah tarikan motor terasa berat atau tersendat. Saat akselerasi, motor jadi kurang responsif meskipun gas sudah diputar dalam. Ini menandakan van belt tidak bekerja maksimal dalam mentransfer tenaga.
Gejala lain adalah suara mendecit atau berisik dari bagian CVT. Suara ini biasanya muncul karena van belt sudah mulai menipis atau permukaannya retak. Bila dibiarkan, van belt bisa putus mendadak dan membuat motor mogok di jalan.
Selain itu, getaran saat motor berjalan juga bisa menjadi tanda kerusakan. Jika motor terasa bergetar saat kecepatan rendah atau ketika berakselerasi, bisa jadi van belt tidak lagi rata atau mengalami keausan tidak merata.
Penggunaan motor yang sering melewati medan berat atau membawa beban berlebih dapat mempercepat keausan van belt. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin CVT setiap 8.000–10.000 km sangat disarankan.
Mekanik juga menyarankan untuk mengganti van belt setiap 20.000–25.000 km, tergantung kondisi dan pemakaian. Jangan menunggu sampai putus, karena biaya perbaikannya bisa jauh lebih besar dibandingkan sekadar penggantian.
Dengan mengenali tanda-tanda keausan sejak dini, pengendara bisa mencegah kerusakan lebih parah dan menjaga motor tetap nyaman serta aman digunakan.
Comment